suryosumarto.com

  • Free Ebook
  • Profile
  • Services
  • Drop Your CV
  • Contact

suryosumarto.com

  • Free Ebook
  • Profile
  • Services
  • Drop Your CV
  • Contact
Articles, Career,

Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!

by Haryo SuryosumartoApril 29, 2009187 comments
5
Shares
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa tahun yang lalu sebelum menjadi konsultan di bidang rekrutmen, saya tidak terlalu peduli kalau ada rekan yang berkeluh-kesah ketika sedang menjalani proses rekrutmen di sebuah perusahaan.

Namun kini setelah saya berkecimpung di bidang rekrutmen dan mencoba mengingat-ingat kembali, ternyata kebanyakan rekan-rekan yang berkeluh kesah kala itu memiliki sebuah kesamaan, mereka rata-rata berharap dalam proses rekrutmen tersebut tidak ada tahapan psikotes yang mesti dilalui.

Psikotes, psikotest, psychometric test, psychological assessment, atau dengan istilah apapun orang menyebutnya, harus diakui seakan-akan menjadi sebuah momok yang menakutkan dalam sebuah proses rekrutmen. Banyak orang yang merasa bahwa kesempatan untuk bekerja di perusahaan idaman menjadi sirna ketika harus menjalani psikotes dan akhirnya gagal dalam tahapan tersebut.

Saya akui saya bukan berprofesi sebagai psikolog (meskipun Insya Allah tahun ini juga akan memulai kuliah S2 di Program Magister Psikologi Terapan), jadi kali ini saya ingin membatasi cakupan tulisan dengan membahas psikotes ini dari sisi seorang recruiter yang kebetulan memahami esensi dan tujuan dari pelaksanaan sebuah psikotes.

Kalau mengacu pada pemahaman secara bebas, sebetulnya psikotes dimaksudkan untuk mencari orang dengan karakteristik tertentu yang dirasa tepat untuk mengisi sebuah posisi di perusahaan dan kemudian orang tersebut diharapkan sanggup menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan hasil terbaik.

Nah, kalau dibaca sekali lagi dari paragraf diatas, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah menyangkut soal karakter. Kedua adalah menyangkut soal kinerja.

Dua hal ini saling berkaitan karena dari sononya setiap orang memang memiliki karakter kepribadian yang berbeda dan membuatnya memiliki preferensi pekerjaan dan lingkungan kerja yang berbeda-beda pula.

Bayangkan kalau saya dulu diterima di jurusan akuntansi padahal saya bukanlah orang yang detail oriented, bisa-bisa saya lulus setelah menempuh kuliah sepuluh tahun dan setelah itu tidak akan pernah bisa bekerja sebagai akuntan karena selalu gagal dalam psikotes.

Tapi kalau boleh saya membesarkan hati anda yang merasa selalu gagal dalam psikotes, sebetulnya tidak ada istilah gagal psikotes atau tidak lulus psikotes. Sebaliknya anda justru harus bersyukur kalau selama ini anda selalu gagal dalam psikotes, karena itu memberikan indikasi yang cukup jelas kalau selama ini anda ternyata sedang mengejar karir ke arah yang keliru.

Mungkin yang terbaik untuk anda memang bukan berkarir di bidang itu. Jadi tidak ada gunanya juga anda ngebet ingin menjadi profesional di bidang human resources kalau anda adalah orang yang terlalu kaku, sulit bergaul dan lebih suka bekerja sendiri. Sampai kapan pun anda akan selalu failed di psikotes untuk dapat diproses lebih lanjut untuk posisi HR.

Jadi setiap kali menghadapi psikotes, santai saja. Tidak perlu membuang uang untuk membeli buku-buku psikotes yang terbit di pasaran. Itu mungkin akan membantu anda untuk menjawab soal-soal psikotes, tapi itu tidak akan membantu anda untuk menemukan pekerjaan yang paling sesuai dengan karakter anda yang memang unik dan berbeda dengan orang lain.

Sekali lagi saya berikan penekanan, setiap orang adalah individu unik dan berbeda dengan orang lain.

Kalau anda masih tetap berkeras ingin bisa lolos dalam tahapan psikotes, saya hanya bisa menyarankan satu hal: cari dulu bidang pekerjaan yang memang betul-betul sesuai dengan karakter anda.

Kalau anda sudah menemukan bidang pekerjaan tersebut, percayalah ketika anda melamar ke satu perusahaan untuk pekerjaan yang sesuai dengan karakter anda, psikotes macam apapun bisa anda lalui dengan mudah dan dengan hasil yang memuaskan semua pihak.

Sebagai langkah awal sebelum berkonsultasi dengan psikolog profesional, anda bisa membaca ebook yang saya tulis beberapa waktu yang lalu. Dibalik kesederhanaan proses asesmen yang dibahas dalam buku tersebut, sebetulnya itu sudah cukup untuk memberikan gambaran mengenai diri, karakter dan preferensi anda di dunia kerja, termasuk didalamnya bidang pekerjaan atau profesi apa yang kiranya cocok untuk anda.

Semoga bisa membantu untuk membuka wawasan kita semua mengenai psikotes, khususnya dalam dunia kerja.

Update 12 September 2017:

Artikel ini saya tulis di bulan April 2009 dan sampai hari ini, atau setelah lebih dari 8 tahun, rata-rata masih dibaca sekitar 1500 kali setiap bulannya dengan komen yang juga terus berdatangan. Artinya memang banyak yang menganggap psikotes ini sebagai momok yang menakutkan dalam proses rekrutmen.

Yuk, kita sama-sama belajar menyikapi psikotes dengan lebih bijaksana dalam event yang diselenggarakan oleh Jobplanet berkolaborasi dengan perusahaan saya, PT Headhunter Indonesia, pada hari Kamis tanggal 28 September 2017 pukul 18.30 WIB.

Untuk yang berdomisili di Jabodetabek dan berminat untuk hadir, silakan segera mendaftarkan diri karena acara ini tidak dipungut biaya tapi tempat sangat terbatas.

Info selengkapnya bisa dibaca disini.

ArticlesCareer
Previous

Michael Dell's Advice to Entrepreneurs

April 23, 2009
Next

Merintis Usaha Jasa dari Nol ala Jerry Maguire

May 4, 2009

187 Comments

Zakaria

August 7, 2018

Selamat malam pak
Saya mau sedikit bertanya tentang test psikimetri atau tes kejiwaan
Kemarin saya test kejiwaan dengan metode MMPI yang berisi 566 pernyataan (bukan pertanyaan tentunya), nah saat sudah selesai beberapa hari kemudian saya dinyatakan bahwa hasil saya “tidak direkomendasikan”, alias saya gagal.
Yg mau saya tanyakan,
1. apa yg salah dengan kejiwaan diri saya? Semantara saya merasa baik-baik saja tidak pernah merasa ada yang janggal dengan diri saya.
2. Apa mungkin pengaruh mental sebelum test (strees, banyak pikiran/beban, dll) mempengaruhi hasil test MMPI tersebut?
3. Apa benar test MMPI ini memakai hasil gagal/lulus atau hanya untuk mengetahui kondisi kejiwaan saja?

Reply

Haryo Suryosumarto

September 15, 2018

Mohon maaf saya tidak familiar dengan MMPI jadi tidak bisa menjawabnya.

Reply

Madhan

September 6, 2020

Kak jerrey, saya kemarin ikut tes MMPI juga, entah kenapa tes pertama dibilang tidak valid, karena inkonsisten, tidak dapat dipercaya. Dan disuruh ulang lagi yang kedua, setelah itu wawancara dengan psikiater nya lama banget saya rasa hampir 25 menit. Apakah tanda tanda saya gagal ya??

Reply

Jerrey

August 27, 2018

Kalau boleh saya komen. Psikotes belum tentu berhasil melihat seorang itu mampu bekerja di posisi itu. Karena kita belum melihat kinerja mereka. Hanya ngadelin psikotes itu sama aja kaya orang tekateki. Karena bisa aja orang itu jago psikotes tapi hasil kerja berantakan banyak ga masuk kerja dll.

Reply

rahmat

November 24, 2018

Penilai untuk soal soal psikotes bagai mna,,apa kalau di jawab salah akan menghilangkan point atau tidak usah di jawab yang kita. Tidak tahu biar point kita tidak berkurang

Reply

Aprianti

December 14, 2018

Pak mau hanya, Saya tes psikotes tapi Salah baca perintah pengisian. Apakah hasilnya Akan tetap keluar? Atau sudah pasti gagal??

#responseplease 🙁

Reply

Haryo Suryosumarto

December 15, 2018

Besar kemungkinan failed.

Reply

Eva

December 19, 2018

Pak, saya mau nanya saya kan baru tes psikotes, terus ditanya sama psikolognya kamu latihan ya sebelum tes koran? Itu maksudnya apa ya pak? Terima kasih.

Reply

Haryo Suryosumarto

January 9, 2019

Maksudnya bisa dua: antara hasilnya luar biasa, atau justru sebaliknya hasilnya tidak wajar. Jawab saja dengan jujur pertanyaan tersebut.

Reply

Eka

December 29, 2018

Selamat Siang,
Pak, sy mau tanya… kemarin kan sy ikut psikotes dan ada gambar2. dan sy melakukan kesalahan, jadi halaman depan harusnya untuk nama nomor tes saja dan belakangnya gambar tapi saya gambarnya di satu halaman dengan nama nomor tes. Kesalahan ini berpengaruh saya dapat TDR ngga dari psikolognya ya? sy sampai tidak bisa tidur mikirinnya.

Reply

Haryo Suryosumarto

January 9, 2019

Ketelitian dalam mengikuti instruksi ketika menjalani psikotes sebetulnya salah satu aspek paling elementer yang dinilai. Saya terus terang termasuk kedalam golongan yang tidak akan memproses kandidat yang tidak mengikuti instruksi pengisian pada lembar jawaban psikotes.

Reply

Stanley

February 12, 2019

Selamat Sore Pak Haryo,

Beberapa bulan lalu saya mengikuti psikotes dan wawancara kerja (langsung ketemu dengan User dan HRD Mgr.) Dan setelah lewat sebulan saya coba telpon ke staff HRD (yg sebelumnya menghubungi saya). Saya menanyakan progressnya. Dan dijawab : “Belum pak masih direview tunggu kabar via email.” Setelah itu sebulan kemudia saya coba menghubungi kembali dan jawabannya sama. Menurut bapak memang kondisinya masih direview ataukan penolakan secara halus dari staff HRD ? Mohon tanggapannya. Terimakasih

Reply

Haryo Suryosumarto

February 12, 2019

Move on, Mas. Karena kalau ditunggu kuatirnya nanti malah Anda merasa di-PHP. Sebaliknya kalau mereka menghubungi ketika Anda sudah bekerja di tempat lain, sampaikan saja, “Saya waktu itu menunggu kabar lumayan lama dan tidak ada informasi apapun, jadi saya sudah menerima penawaran kerja di tempat lain.”

Memang itu masih menjadi penyakit profesional HR di Indonesia, sering membiarkan kandidat yang sudah diproses menunggu tanpa ada kepastian apakah proses rekrutmennya masih lanjut atau gagal. Jadi mohon dimaklumi saja, dan anggap kalau sudah lebih dari dua bulan tidak ada kabar berarti asumsikan Anda belum berhasil lanjut ke tahap berikutnya.

Reply

Lina

February 23, 2019

Selamat pagi pak, saya mau bertanya, suami saya waktu jadwal psikotest badannya agak kurang fit, akhirnya gagal. Nah sekarang ini suami saya melamar di perusahaan yang sama, dengan posisi yang di bawah posisi yang dilamar sebelumnya dan lolos wawancara. Namun mereka masih ingat hasil psikotes sebelumnya (yang tidak dalam kondisi fit), apakah bisa atau pantaskah jika suami saya meminta tes ulang? (Karena punya contact person-nya) terima kasih sebelumnya

Reply

Lina

February 23, 2019

Mohon maaf, ralat pertanyaan sebelumnya:
Selamat pagi pak, saya mau bertanya, suami saya waktu jadwal psikotest badannya agak kurang fit, akhirnya gagal. Nah sekarang ini suami saya melamar di perusahaan yang sama, dengan posisi yang di bawah posisi yang dilamar sebelumnya dan lolos wawancara. Namun mereka masih ingat hasil psikotes sebelumnya (yang tidak dalam kondisi fit), apakah bisa atau pantaskah jika suami saya meminta tes ulang? (Karena punya kenalan di perusahaan tersebut dan juga masih ada nomor staff HRD) terima kasih sebelumnya

Reply

Haryo Suryosumarto

March 29, 2019

Silakan saja, tidak ada masalah.

Reply

lidya

March 19, 2019

Saya mau nanya soal tes gambar. Intruksinya pohon yg berkayu. Lalu yang saya gambar adalah pohon kelapa yg mana kita tahu pohon kelapa kan bisa di pake batangnya untuk kayu. Lalu sya di komentarin soal itu. Kira2 knpa ya ?

Reply

Haryo Suryosumarto

March 29, 2019

Biasanya diinstruksikan kecuali pohon kelapa.

Reply

Darmansyah

March 20, 2021

sama kenapa pohon keras lebih sering digunakan dalam soal

Reply

Ipras

March 25, 2019

Malam pak,
Kalo saat psikotest soalnya susah itu bagusnya gag dikerjain apa gimana pak? Kadang soalnya memang susah2 sekali.
Saya udah pusing psikotest pengen lgsg prakteknya aja. Udah Susah cari kerja psikotest juga susah.

Reply

Haryo Suryosumarto

March 29, 2019

Cari lowongan kerja yang tidak mempersyaratkan psikotes, kalau selalu ada psikotes ya jalani saja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Reply

Ardiansyah

March 29, 2019

Pak saya mau bertanya, dalan tes ada jawaban yg saya tidak isi apakah itu bisa gagal

Reply

Haryo Suryosumarto

March 29, 2019

Tergantung berapa banyak yang tidak diisi, kalau tidak diisi semua ya pasti gagal 🙂

Reply

Moh fathurrohman

October 3, 2020

Selamat malam pak,
Saya sudah lulus tes tapi salah dalam menulis posisi yang di lamar apakah tidak bisa lanjut dalam tahap trening pak

Haryo Suryosumarto

March 9, 2021

Tergantung dari recruiter-nya. Recruiter yang baik akan menghubungi untuk melakukan klarifikasi.

Dean

March 31, 2019

Dear Pak Haryo, tulisannya sangat bagus sekali??? Cuma untuk kasus saya, saya ini kok masih bingung ya pak.

Saya frash graduate baru lulus 4 bulan yg lalu, sudah ikut banyak psikotes (ada kali seminggu sekali saya dateng psikotes) tapi SATU PUN GA ADA YG LOLOS??
Saya masih bingung salah saya ini di bagian mananya ya. Sering banget saya ikut psikotes yg sehari jadi langsung interview (langsung diumumin hari itu juga). Jujur, saya ngerjainnya ya bener apa adanya tapi ga pernah lolos.
Untuk soal seperti deret, hitungan, sinonim saya mengerjakan sebisanya ya walaupun ga semua dikerjakan tapi saya yakin yg saya jawab benar.
Untuk tes kepribadian sering saya nemuin tes DISC, PAPI, WARTEGG, gambar pohon&orang. Untuk yg gambar jujur emang parah bgt karna saya ga jago gambar tapi sebisa mungkin yg saya gambar itu detail bagian2nya.

Untuk tes seperti DISC/PAPI saya jawab jujur pak. Saya biasanya apply untuk bagian Admin, Finance/Accounting. Saya jawab yg berhubungan dengan “tugas yg detail, rapi, pekerja keras” dan itu memang kepribadian saya yg sebenernya dan saya memang kurang untuk menjawab hal2 seperti “memotivasi orang lain, atau yg berhubungan dengan orang lain”, saya juga selalu kurang setuju dengan hal seperti “heboh, suka berpetualang, suka keramaian” saya jadi mikir apa saya salah dari jawaban itu????

Saya pikir apakah saya sangat “PSYCHO” karna ga jawab hal2 kaya gitu??? Padahal trik2 psikotes yg mengharuskan untuk menjawab dengan konsisten membuat saya gabisa jawab hal2 kaya gitu (maksudnya saya jadi lebih konsisten ke jawaban saya seperti pekerja keras, detail,etc)???
Jujur saya bingung bgt padahal itu emang kepribadian sebenarnya.
Saya jadi mikir kalo emang saya salah dibagian itu maka sampai kiamat pun saya ga akan bisa kerja dong pak???

Awalnya saya mikir mungkin saya ga keterima karna saya kurang pengalaman, tapi dengan HASIL TES SEHARI itu para recruiter liat darimana??? Bahkan saya pernah ikut psikotes sudah capek2 tes koran 2 halaman penuh, HR langsung ngumumin hasil setelah kita2 ngerjain tes koran????? Bahkan tes korannya saja belum diperiksa. Makanya saya bingung penilaiannya darimana coba????

Darisitu saya makin bingung keinginan HR tuh kandidat yg bagaimana?? Kalo emang pengen yg pengalaman kenapa saya yg cuma pernah sekali magang dipanggil untuk psikotes?? Padahal di CV sudah jelas saya cuma pernah sekali magang dan ikut 2 organisasi kampus. Apa para HR itu tidak tau kalo untuk ikut psikotes juga butuh ongkos yg tidak sedikit?? Jujur saya orang susah, ngeluarin ongkos untuk hal yg impossible kan jatuhnya jadi percuma ya hehehe

Dan lagi semakin banyak kegagalan ini bikin saya jadi stress banget, gampang sakit, sepertinya gejala2 depresi udah mulai muncul wkwk.
Saya emang freshgrad tapi saya udah 24 tahun, saya yakin umur segitu udah termasuk tua untuk ukuran freshgrad, makanya saya jadi tambah stress. Dan lagi ekspektasi orangtua ke saya besar bgt malah bikin tambah stress apalagi bisa dibilang IPK saya lumayan tinggi jadi harapan mereka tambah besar, ngeliat IGstories temen yg udah kerja juga makin bikin ga nyaman (alhasil saya jadi jarang liat IG untuk ketenangan batin, jiwa dan raga hehe???). Nulis komen ini pun sudah banjir mata saya hehe.

Eh ternyata panjang ya komennya. Maaf pak saya jadi curhat??.
Mohon pencerahan dan solusinya.
Terimakasih. Semoga bapak sukses dan sehat selalu???

Reply

Deni

May 19, 2019

Kok nasibnya sama sih bro wkwk

Reply

Haryo Suryosumarto

May 19, 2019

Dean dan Deni… (kenapa kok namanya mirip dan nasibnya juga mirip yak?)

Hasil psikotes itu setahu saya diskor total dan di-ranking, bisa jadi ketika anda tidak lolos psikotes, total skor anda sebetulnya bisa jadi sudah diatas passing grade, tapi karena masih banyak yang total skor diatas anda, makanya anda (terkesan) tidak lolos.

Ya itulah realita mencari pekerjaan, perusahaan hanya mau shortlist kandidat yang dinilai (diatas kertas) berpotensi dan dinilai lebih unggul dari para kandidat lainnya.

Alternatif yang bisa diambil ada dua:
1. Melamar pekerjaan yang tidak mempersyaratkan psikotes
2. Melamar pekerjaan yang dinilai lebih cocok dengan kepribadian kita

Apri

April 2, 2020

Nasib nya mungkin juga sama seperti saya. Saya freshgrad juga, mengikuti beberapa psikotest. Saya mencoba menjawab apa yang nyaman dengan diri saya dan melamar pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya. Tetapi bingung dengan pernyataan “melamar pekerjaan yang dinilai lebih cocok dengan kepribadian kita”. Posisi pekerjaan apa yang sesuai dengan kepribadian kita, tetapi kita tidak memiliki keahlian dibidang itu. Ini seperti dilema.

Bahkan saya juga telah mengikuti psikotest saat penerimaan di sekolah tinggi negara. Di PTN A saya sangat antusias tetapi gagal di tahap psikotest, sedangkan di PTN B saya tidak antusias tetapi malah lolos seleksi.

Apakah perusahaan melalui HRD memprioritaskan kandidat freshgrad ini untuk “cocok” daripada antusiasme nya, saya sedih. Setiap kali saya mereview jawaban saya berdasarkan karakter yang diperlukan dalam sebuah profesi, saya selalu merasa salah menjawab. Dan setiap kali saya mencoba belajar untuk merubah jawaban saya, saya merasa menjadi tidak konsisten. Bagaimana mereka mempertimbangkan antusiasme pelamar ini pak?

Haryo Suryosumarto

April 2, 2020

Posisi pekerjaan apa yang sesuai dengan kepribadian kita, tetapi kita tidak memiliki keahlian dibidang itu.

Bukannya semua fresh graduates dasarnya belum memiliki keahlian yang mendalam di bidang apapun? Justru keuntungan berstatus fresh graduates itu memiliki fleksibilitas untuk menjadi ahli di bidang tertentu diluar bidang studinya. IPB itu sering diplesetkan menjadi Institut Perbankan Bogor karena lulusannya dulu malah lebih banyak yang berkarier di bidang perbankan daripada pertanian. Apakah mereka ketika kuliah mempelajari keahlian perbankan?

Antusiasme tanpa dikombinasi dengan karakter yang sesuai tidak berarti apapun, karena pada akhirnya antusiasme itu akan memudar seiring dengan kesadaran kita yang semakin meningkat ketika performa kerja kita dibawah standar.

Saya baru memberhentikan pegawai saya yang (katanya) memiliki antusiasme tinggi, tapi fakta menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun performa kerjanya hanya ada di nilai 46% dari ekspektasi perusahaan. Kenapa bisa begitu? Karena dia memang secara karakter tidak memiliki minimum requirements yang dipersyaratkan untuk bisa sukses menekuni karier sebagai konsultan.

Semoga bisa dipahami ya. Coba renungkan apa yang terbaik secara obyektif, bukan subyektif.

Fafa

June 24, 2020

Apapun bisa di pelajari..dulu saya benci kimia,toh akhirnya saya kuliah yang selalu ada unsur kimia

Saya benci dan takut berjualan ,ya alhamdullilah bisa dan mampu jualan

Intinya the power of kepepet

Dalam keadaan terjepit manusia bisa kreatif

Beda antara IQ DAN EQ

Bani

July 30, 2019

persis sama kaya gw, dan hari ini baru aja gagal psikotest, entah kenapa semua yang ada di indonesia diliatnya dari nilai bukan proses, sehari bisa nentuin orang layak atau nggak

Reply

Fafa

June 24, 2020

Setuju banget.. resume dan pengalaman panjang jadi gak penting

Viko

August 18, 2019

Wkwk sama saya juga udah psikotest online dan langsung bahkan sampe rela jauh2 ke luar kota dengan ongkos yg sangat mahal hanya untuk mencari kerja, tapi hasil malah nihil dan anehnya selalu gagal di bagian psikotest, jujur tuntutan hidup kita sama bro… saya juga lulus dgn ipk lumayan tinggi plus ekspetasi orang tua juga tinggi mengingat saya anak pertama. Sejauh ini jujur seneng campur sedih kalo liat temen2 yang progress hidupnya melesat jauh kayak roket NASA dibanding saya 😀 btw saya juga udah lamar pekerjaan yang non psikotest cuma rata2 pekerjaan itu kebanyakan sales/marketing, pokoknya yg jualan tapi harus mencapai target kalo gak ya gak dpt gaji juga dan jujur itu bukan passion ane gan 🙁

Reply

Tri amar

April 9, 2019

Malam pak, izin bertanya.
Apakah kalau kita menjawab soal terus salah, poin berkurang? Mohon jawabannya pak

Reply

Haryo Suryosumarto

May 2, 2019

Tidak ada pengurangan poin sepengetahuan saya. Ini kan bukan ujian… 🙂

Reply

Lina

April 14, 2019

Terima kasih atas jawabannya pak. Mohon doanya agar sukses

Reply

diah

April 27, 2019

Pak mau ditanya klo misalny dalam wawancara disuruh tulis dari keseluruhan kandidat siapa menurutmu yang pantas. bagusnya jawab diri sendiri atau orang lain?

Reply

Haryo Suryosumarto

May 2, 2019

Ini tidak ada jawaban benar salah, jawab saja sesuai dengan apa yang dipikirkan, yang ingin didengar adalah alasan logis dibalik jawaban tersebut.

Reply

Viktoria elisabeth Rau

April 30, 2019

Siang pak, maaf mau tanya saya barusan psikotest tahap pertama (aritmatik,sinonim antonim,krapelin) lolos, terus tahap kedua dilihat lagi gambar sama warteg tapi dikatakan tidak lolos…apa yang salah yah pak sama test wartegnya?

Reply

Haryo Suryosumarto

May 2, 2019

Saya tidak bisa menjawab, tapi tentunya ada standar penilaian dari psikolog yang berwenang di rekrutmen tersebut untuk menentukan siapa yang lolos dan tidak.

Reply

Striveforbetter

May 3, 2019

Hi Pa Haryo,

Tulisannya bagus sekali dan cukup menenangkan saya yang barusan gagal di tes BUMN.. Saya mau tanya Pak, semasa kuliah saya beberapa kali ikut psikotes dan lolos lolos aja, bahkan lolos nya sampai ke jadi penerima beasiswa. Tapi sudah dua kali saya coba melamar ke BUMN dan gagal. Keduanya menggunakan tes EPPS (yg terakhir ini malah EPPS saja, tapi disebutnya Asesmen Tata Nilai BUMN berjumlah 75 butir). Saya gagal di Asesmen tersebut, jadi bertanya tanya, apakah ada yang salah dengan kejiwaan saya ya Pak? Mohon pencerahannya.

Reply

Haryo Suryosumarto

May 3, 2019

Gagal psikotes bukan berarti ada kelainan jiwa lho ya… sama sekali tidak ada hubungannya.

Kalau sudah dua kali gagal di tes BUMN, coba sektor swasta, jangan terpaku pada satu pintu yang tertutup — karena ketika satu pintu tertutup, masih banyak pintu lain yang terbuka lebar — masalahnya kadang kita terlalu fokus pada satu pintu yang sudah tertutup itu.

Ayo, move on! Masih banyak kesempatan lain yang tidak kalah menariknya diluar sana. Semangat selalu.

Reply

Fahmisetiawan

May 16, 2019

Assalamualaikum pak .
Saya baru mau mulai pak.
Sebenarnya tes psikotes itu harusnya dan bagusnya bgaimana pak?

Reply

Haryo Suryosumarto

May 17, 2019

Be yourself, kerjakan psikotes sebaik dan semampu kita, berdasarkan preferensi pribadi yang dirasa paling sesuai dengan karakter diri sendiri.

Reply

Deni

May 19, 2019

Permisi pak, sebenernya HR tau gak sih pak, klo kadang ada org yg lolos karena latihan dan lain-lain sedangkan yang jawab karena seadaanya gak keterima-terima, kadang aneh aja,

Reply

Haryo Suryosumarto

May 19, 2019

Lolos psikotes itu tidak menjamin orang langsung diterima bekerja kan?

Dari proses rekrutmen yang umum dilakukan di perusahaan, psikotes itu biasanya masih di tahapan awal. Lolos psikotes bisa jadi dia tidak lolos di tahapan selanjutnya karena hasil psikotes yang baik tidak menjamin orang itu memiliki kualitas secara utuh seperti yang diharapkan perusahaan.

Reply

Alan

May 25, 2019

Pak mau tanya, tadi saya sudah psikotest kemudian lanjut interview… Nah pas interview saya di tanya ” kenapa ijazah s1 kamu di pake di bagian operator produksi, sayang loh, gini aja kamu saya pending nanti klo ada loker bagian office saya telpon. Saya jawab” loh apa salah saya lulusan s1 ngelamar di operator produksi? Itu keinginan saya sendiri bu… Apa saya salah yah pak ??

Reply

Haryo Suryosumarto

May 25, 2019

Nggak ada yang salah sebetulnya. Cuma dari pihak perusahaan melihat dari dua sisi.

Pertama, mereka menilai Alan overqualified untuk posisi Operator Produksi, dimana mereka mungkin hanya membutuhkan kandidat dengan kualifikasi dibawah S1.

Kedua, mungkin selama ini mereka justru kesulitan mendapatkan kandidat dengan kualifikasi S1 yang sesuai untuk posisi di office, jadi mereka menilai Alan akan lebih cocok kalau ditempatkan di office — ketika mereka ada lowongan yang tepat.

Selalu berusaha melihat segala sesuatu dari sisi positif, jadi kita juga lebih nothing to lose ketika melamar pekerjaan.

Reply

Marfuatun

May 26, 2019

Assalamualaikum pak. Kemarin baru tes psikometri online. Apakah tes online langsung mengeluarkan hasil nya atau bgmna pak?

Reply

Haryo Suryosumarto

June 17, 2019

Wa’alaikum salam, biasanya tes online bisa langsung keluar hasilnya.

Reply

Aisy

June 28, 2019

Pak besok saya psikotes SMA apakah perlu belajar?

Reply

Haryo Suryosumarto

June 29, 2019

Nggak perlu, lebih baik istirahat yang cukup di malam hari dan sarapan dulu di pagi harinya.

Reply

Muhammad Abdul Gani

June 29, 2019

Terima kasih atas informasinya min, semoga saya lolos tes psikotes kerja nanti. aamiin. saya juga memiliki artikel tentang tips dan trik tes psikologi, silahkan cek tautan ini:
http://muhammad-abdul-gani-fst18.web.unair.ac.id/artikel_detail-243609-unair.ac.id-Tips%20Tes%20Psikotes.html

Reply

MIFTAH

July 30, 2019

Selamat hari ini pak. Saya freshgrad yang sedang mencoba mengikuti tes kerja di beberapa perusahaan. Saya coba di 3 perusahaan yang cukup ternama di Indonesia. Perusahaan pertama saya lolos psikotes karena memang cukup singkat dan tidak mengandung tes koran, wartegg, ataupun tes gambar lainnya. Wawancara HRD dan user sudah saya lalui juga Saat ini saya masih menunggu pengumuman untuk tes tersebut.
Sambil menunggu pengumuman hasil tes, Saya mencoba tes di perusahaan lain. Tes tersebut diawali dengan psikotes yang banyak dan sangat lengkap sampai memakan waktu sekitar 3,5 jam. Saya yakin betul bisa menjawab waktu tes urutan gambar, gambar yang beda, deret angka, mencari titik, hingga jumlah balok yg menempel pada sisi itu pun saya bisa dan cenderung selesai lebih awal dibandingkan kanan kiri saya. Lalu selanjutnya di tes pauli saya mulai mengalami masalah, saya rasa diri saya tidak bisa secepat yang lain. Padahal saya jika mengerjakan sesuatu diluar tes demikian cenderung lebih cepat, bahkan di tes sebelumnya pun saya lebih cepat. Apakah memang pauli menjadi penilaian utama? Soalnya saya gagal di psikotes tersebut, dan saya mencoba di perusahaan ketiga, sama seperti sebelumnya saya sangat mudah menyelesaikan soal2 awal hingga sampai di pauli saya merasa kurang cepat dibanding yang lain. Ketika tes gambar dan kepribadian belum dikoreksi, tibalah pengumuman dan saya dinyatakan gagal dalam psikotes. Saya sangat yakin tes urutan gambar, angka, mencari lokasi titik dll saya bisa. Saya hanya agak lama di pauli karena terlalu berpikir bahwa itu perkalian untuk sebagian angka misal 2 dan 3. Juga karena selama saya kuliah di Elektro dengan ketelitian yang diutamakan, maka ada kecenderungan saya mengulang perhitungan karena tidak percaya dengan hasil pertama. Untuk tes gambar pohon, wartegg, dan orang saya sudah belajar dari YouTube, dan menurut saya kemampuan saya disitu sudah cukup baik. Jadi, apakah memang tes pauli sering menjadi indikator utama dalam proses rekrutmen? Mohon balasannya, Pak. Semoga bisa bermanfaat juga bagi yang lain. Disisi lain, dalam setiap kegagalan saya juga sadar jika itu memang bukan rezeki saya.

Reply

Haryo Suryosumarto

August 28, 2019

Tiap perusahaan punya standar yang berbeda-beda untuk menentukan apakah seorang kandidat dinyatakan lolos atau tidak. Saya pikir Pauli bukan satu-satunya penentu, tapi yang tahu pasti kriteria kelolosan adalah si recruiter di perusahaan tersebut.

Reply

bani

July 30, 2019

pak mau tanya, psikotest ituh ada benar dan salah gak? kaya soal aritmatika, ataupun sinonim dan antonim? dan jika demikian berarti harus belajar dong? dan ituh bukannya melihat jati diri malah hanya mencari mana yang lebih pintar?

Reply

Haryo Suryosumarto

August 28, 2019

Secara umum, psikotes didesain untuk mengukur kesesuaian antara karakter kepribadian dan/atau kemampuan berpikir seorang kandidat dengan posisi yang dilamarnya. Jadi biasanya psikotes yang umum ditemui mencakup Personality Assessment (untuk mengetahui karakter kepribadian kandidat) dan Aptitude Test (untuk mengukur logika berpikir atau kecerdasan umum kandidat).

Reply

Ramdani

October 23, 2020

Halo pak ,mau tanya saya sudah gagal 4 kali dalam proses tes psikotes ,saya juga gk pernah merasakan interview sama sekali,
Itu saya salah nya dimana ya pak,
Mohon sarannya pak , terimakasih

Haryo Suryosumarto

March 9, 2021

Wah, bisa disebabkan banyak hal, tapi seperti apa yang saya tulis di artikel, coba kenali kelebihan dan kekurangan diri. Coba untuk melamar posisi yang mengoptimalkan kelebihan diri dan tidak terlalu banyak mengekspos kelemahan diri.

Silvia Junitania Haryanti

September 10, 2019

assalamualikum. pak saya mau bertanya. kmrn saya ikut tes rekrutmen di sebuah bank. nah kan ada tes kepribadian yaitu tes papi. nah d skoring L dan A saya nilainya 0 pak dan juga ada nilai 9 nya tp saya lupa d kolom huruf apa. itu nanti kemungkinan saya gakan lulus ya pak? karna saya baca kalo ada skoring 0 dan 9 sudah ekstrim.
terimakasih pak

Reply

Haryo Suryosumarto

April 2, 2020

Angka dari setiap segmen PAPI Kostick yang terlalu rendah atau terlalu tinggi sebetulnya bukan menunjukkan apakah akan lulus atau tidak. Saya sendiri lebih melihatnya sebagai kesempatan untuk melihat dimana aspek karakter dari si kandidat ini yang masih harus dikembangkan kedepannya.

Tapi kembali lagi, setiap perusahaan punya kebijakan masing-masing untuk menginterpretasi hasil PAPI Kostick ini.

Reply

anneke gunawan

November 18, 2019

Pak Haryo,
Terima kasih atas artikel yang menarik….Saya bekerja di institusi pendidikan yang mengharusnya semua pekerja untuk ambil bagian dalam psikotes sebagai bagian dari keperluan akreditasi. Jadi psikotes yg kami ambil itu bukan untuk menentukan apakah kami fit di dalah perusahaaan atau tidak.

Yang menjadi pertanyaan saya, alasan khusus apa dari pihak HRD (perusahaan) untuk tidak merelease hasil psikotes kepada semua staff?

Saya merasa kurang adil bila kami sudah ambil bagian selam 3 jam untuk psikotes tanpa tidak boleh diberitahukan akan hasilnya. Apakah ada alasan2 dari pihak HRD atau perusahaan untuk tidak memberitahu hasil samasekali?

Mohon pencerahannya…. terima kasih pak Haryo!

Salam,
Anneke

Reply

Haryo Suryosumarto

November 18, 2019

Biasanya alasan yang diberikan HRD adalah itu termasuk dokumen rahasia. Padahal kalau pemikirannya bisa digeser kearah pengembangan talenta internal, seharusnya dokumen hasil psikotes itu justru dijadikan sebagai dasar untuk melakukan career development coaching untuk seluruh pegawai, sehingga memastikan setiap orang ditempatkan sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, serta bagaimana seharusnya setiap pegawai dikembangkan sehingga potensinya bisa berkembang optimal dengan bekerja di perusahaan tersebut. Itu sebabnya pegawai pun seharusnya berhak untuk mendapatkan dokumen hasil psikotes tersebut sebagai bahan evaluasi diri untuk perbaikan diri kedepannya.

Bukannya mau mendiskreditkan, tapi HRD yang masih punya pemikiran seperti itu biasanya HRD yang masih punya traditional mindset, dan masih terfokus pada menjalankan fungsi HR sebatas administrasi, dan belum sampai ke HR sebagai business partner.

Reply

Silvester

November 18, 2019

Mau tanya Pak, tadi saya habis psikotest ada bagian yang tidak diisi sama sekali (hitung2an matematika) karena kehabisan waktu. Walaupun sepertinya saya mengerjakan soal lainnnya dengan cukup baik, saya terpaku dengan pertanyaan2 yg sulit. Apakah sudah pasti gagal atau masih ada kemungkinan lulus?

Terima kasih

Reply

Haryo Suryosumarto

January 16, 2020

Bisa lolos bisa tidak, karena sepengetahuan saya psikotes dinilai secara keseluruhan, tidak hanya secara parsial.

Reply

Nuribat

January 4, 2020

Selamat siang pak Haryo.
Beberapa waktu lalu saya pernah membaca hasil psikotest didalamnya ada Sangat Direkomendasikan, Direkomendasikan, Dipertimbangkan, Disarankan.
Yang ingin saya tanyakan apa perbedaan “Dipertimbangkan” dengan “Disarankan”

Terima kasih pak Haryo.

Reply

Haryo Suryosumarto

January 16, 2020

Mohon maaf saya kurang tahu soal itu, karena setiap psikotes/asesmen memiliki hasil penilaian yang berbeda-beda, jadi hanya yang memahami dan menguasai psikotes atau assessment tool tersebut yang bisa menginterpretasikannya dengan lebih jelas dan akurat.

Reply

Febrian Ammar

January 15, 2020

Bener banget penjelasan dari postingan Pak Haryo ini, psikotest ya berarti test tentang kepribadian sebenernya, apakah kepribadiannya cocok dengan posisi yang dilamar atau tidak, apalagi pekerjaan dibidang kreatif seperti saya ini hanya masalah pengalaman dan portofolio, dan Kalau saya cenderung terus menerima semua panggilan lamaran interview maupun psikotest dan terus menerima sampai salah satu nya memberikan kepastian alias deal, jadi tidak berharap pada satu perusahaan.

Reply

sumarna

April 11, 2020

pagi pak,,saya mau bertanya,kmrn saya ikut psikotes dr ke 12 isiian atau soal yg saya jawab,pada saat gambar orang DAP/DAM saya mirip dengan kartun seperti gada lehernya,apakah tdk lolos meskipun 1 test saya salah ?

Reply

Haryo Suryosumarto

April 14, 2020

Prinsipnya psikotes dinilai secara keseluruhan, bukan dinilai secara parsial, dan semestinya dalam psikotes itu tidak ada jawaban benar salah, yang ada biasanya salah mengikuti instruksi yang diperintahkan.

Reply

nopiyanti

June 19, 2020

Hmmm apa psikotest dengan sring latihan terus bakal berhasil ?

Reply

Hesty

June 22, 2020

Hallo pak, izin bertanya saya psikotes ketelitian sama atau tidak sama dari 80soal saya isi cuma 45soal karna habis waktu yaitu 5menit. Saya mengerjakan sangat hati², yakin betul semua. Kira² lolos tidak ya?

Reply

Amplop

September 25, 2020

Jadi intinya tidak ada benar atau salah dalam psikotest, untuk menghadapi psikotest tidak perlu belajar, isi sesuai dengan diri kita. benar begitu pak?

Reply

Dista rohana

October 16, 2020

Pagi pak Har,
Berapa lama maksimal seseorang menunggu hasil psikotes dari perusahaan? Saya 2 Minggu lalu ikut psikotes online tentang personal-brave-brain tp sdh 2 Minggu TDK ada kabar. Terimakasih pak ?

Reply

Haryo Suryosumarto

March 9, 2021

Sebetulnya kalau pesertanya banyak dan sistem scoring masih manual, dua minggu itu maksimal. Kalau dua minggu belum ada kabar, move-on saja dan tidak usah terlalu berharap. Cari kesempatan kerja yang lain.

Reply

Tanti

November 1, 2020

Selamat Pagi Bapak .. blm lama ini saya mengikuti tes psikotes … Yang diuji pada saat psikotes adalah tes warteg, tes menggambar pohon dan tes kraeplin. Diakhir pengumuman nilai saya hanya 1 digit dari skala 100. Saya merasa sudah mengikuti instruksi dengan benar dan menggambar sesuai perintah… Apa yang salah dengan jawaban saya ya pak??

Reply

Haryo Suryosumarto

March 9, 2021

Banyak faktor, dan itu hanya diketahui oleh petugas yang melakukan scoring. Atau malah ada kemungkinan juga petugas scoring yang melakukan kesalahan. Tidak masalah, lanjut mencari kesempatan berikutnya.

Reply

Clara

May 25, 2021

Selamat pagi pak haryo, mau sedikit bercerita dan bertanya ke pada bapak. Hari ini saya mengikuti tes online bumn sebagai seketaris . Saat mengerjakan soal – soal online nya melalui handphone seketika keluar begitu saja dan keterangan nya saya di anggap selesai belum sempat simpan jawaban dari lembar pertama, saya baru mengerjakan 25 soal dari 44 soal lainnya. Menurut bapak tanggapannya gimana? Saya baru pertama kali mengikuti test seperti ini karna hal yg baru bergabung dg perusahaan bumn sebelumnya dan sampai sekarang sm masih bekerja di perusahaan swasta bagian food and beverage. Apakah bisa mengikuti ulang dengan menanyakan melalui email kepada perusahaan tersebut?

Reply

Haryo Suryosumarto

May 25, 2021

Sebaiknya langsung menghubungi ke PIC nya, dan saran saya untuk psikotes atau asesmen yang dilakukan secara online, usahakan dikerjakan di komputer (desktop atau laptop), jangan melalui hape karena rentan terjadi hal-hal di luar dugaan.

Reply

ferdinand arynur shadat

June 3, 2021

Malam, sy sudah mengikuti psikoress ddn waktu yg relatif cepat sehingga ada beberapa pertanyaan yg tidak terjawab ada 10 sesi artinya masing2 sesi tdak terjawab semua…apakah msh ada kemungkinan loloa

Reply

Haryo Suryosumarto

June 17, 2021

Masih ada, karena sepanjang yang saya tahu, psikotes dengan menggunakan waktu akan melihat kualitas jawaban secara keseluruhan dan bukan sekedar kuantitas jawaban.

Reply

lili

June 17, 2021

pak saya mau nanya, saya beberapa kali ikut psikotest dan gagal, saya merasa sudah jwab cuman masalah saya, saya memang lemah dibagian geometri yang memindahkan titik2.. bagaimana ya baiknya pak? apa perlu latihan?

Reply

Haryo Suryosumarto

June 17, 2021

Gagal itu maksudnya tidak lolos? Perlu diingat kalau psikotes itu tidak hanya melihat skor akhir dari psikotes yang kita kerjakan, tapi pasti akan dikomparasi skor akhir dari kandidat lainnya. Hanya yang melewati istilahnya “minimum passing grade” yang akan diproses ke tahapan selanjutnya.

Jadi bukan semata tidak lolos karena kita lemah di satu atau dua bagian psikotes saja, karena bisa terjadi kita merasa lemah di satu atau dua bagian psikotes, tapi tetap bisa lolos karena skor akhir kita melewati minimum passing grade yang ditetapkan perusahaan untuk posisi yang dilamar.

Reply

Iffah Nur Amalia

June 21, 2021

Selamat sore pak, saya mau cerita pengalaman psikotes saya yang sebenarnya agak nyesek, hal ini gara-gara saya tidak teliti untuk mengecek link psikotesnya, alhasil saya tidak menyelesaikan keseluruhan tes, kurang 1 sub bagian tentang gambaran diri karena kekurangan waktu, apakah saya kemungkinan besar gagal ya pak? Padahal 2 hari pasca psikotes ada jadwal wawancara. Apakah saya menunggu jadwal psikotes atau move on saja ya pak?

Reply

Haryo Suryosumarto

August 5, 2021

Hope for the best, prepare for the worst. Kita tidak bisa kendalikan hal-hal di luar kuasa kita, jadi fokus ke apa yang bisa diperbaiki di kesempatan berikutnya.

Reply

Eva

August 3, 2021

Pak mau tanya, kalau sudah menghubungi HRD setelah 2 minggu katanya belum ada keputusan, apakah memang yang sebenarnya terjadi belum ada keputusan, atau itu jawaban halus dari HRD kalo kandidat tsb tidak lolos ya ?

Terimakasih

Reply

Haryo Suryosumarto

August 5, 2021

Bisa memang belum ada keputusan karena satu dan lain hal yang terjadi di internal perusahaan, atau kalau ternyata kandidat tidak lolos ya seharusnya HRD mengkomunikasikan saja apa adanya ke kandidat. Bad news is definitely better than no news at all.

Reply

Tria Oktavia

August 5, 2021

Pak, saya mau bertanya.
Kemarin saya dapat tlf bisa saya bilang udah mirip interview by phone. Dan pada akhirnya dia tanya “apakah saya bersedia mengikuti psikotes” dan saya jawab boleh
Karena saya belum pernah mengikuti psikotes pada malamnya saya merasa pusing lihat soal² psikotes yang membingungkan. Dengan kondisi saya memang orangnya kurang tlaten dengan teori .
Tapi saya sudah menyanggupi.
Apa dari sini saya memang tipe orang yang ternyata memang bukan passion saya disana yaa ? Mohon pencerahannya
Terimakasih banyak sebelumnya pak

Reply

Haryo Suryosumarto

August 5, 2021

Tidak perlu belajar psikotes, malah nanti bikin stress sebelum psikotes yang sesungguhnya. Lagipula passion itu kan tidak bisa dinilai dari pusing tidaknya ketika melihat soal-soal psikotes, tapi dari analisa hasil psikotes yang sudah kita kerjakan sebelumnya.

Reply

Jesslyn

October 1, 2021

Halo, saya barusan selesai interview tahap 3 (final interview) dan pada saat interview, ada dibilang bahwa psikotes saya tidak lulus. Menurut bapak, apa saya masih ada harapan diterima di perusahaan tersebut, tidak, ya?

Reply

Haryo Suryosumarto

October 1, 2021

Tergantung dari sisi perusahaannya, seberapa penting menurut mereka hasil psikotes menentukan apakah kandidat ini akan diterima atau tidak.

Reply

Aulia

November 1, 2021

Selamat Malam, mohon izin bertanya.
Terkait dengan gambar pohon dalam psikotes, karena dari penilai tidak mengintruksikan untuk tidak menggambar pohon kelapa, jadi secara mendadak saya menggambar pohon kelapa di lembar kertas saya.
Menurut Bapak bagaimana ya? Apakah psikotes saya dapat diloloskan? Atau tetap gagal walaupun tidak ada instruksi untuk tidak menggambar pohon kelapa.
Nuhun Bapakkk

Reply

Haryo Suryosumarto

November 2, 2021

Semestinya kalau tidak ada instruksi khusus jenis pohon apa saja yang tidak boleh digambar, sah-sah saja menggambar pohon kelapa.

Tapi seperti sudah sering saya sampaikan juga, psikotes itu dinilai secara keseluruhan, bukan hanya satu atau dua sub-test saja.

Reply

Darmawan

March 15, 2022

Pak izin bertanya, saya telah melaksanakan psikotes menggambar manusia dan pohon, tapi saya salah menulis tahun pemeriksaan psikotes, apakah itu bermasalah ? Terimakasih

Reply

Haryo Suryosumarto

March 15, 2022

Semestinya tidak masalah, selama menuliskan nama dengan lengkap dan benar.

Reply

Rina

April 13, 2022

Selamat sore
Izin bertanya pak.
Hari ini saya mengikuti psikotes di salah satu perusahaan. Ada 3 tes yaitu TIU, Adkudag, dan PAPI test. Saya tidak berhasil mengisi semua tes Adkudag. Apakah saya tidak akan lolos seleksi?

Reply

Haryo Suryosumarto

April 14, 2022

Wah, adkudag itu setahu saya kan salah satu bentuk tes kompetensi, kalau sampai tidak diisi ya memang agak kecil kemungkinan lolos.

Reply

Sisca

April 19, 2022

Permisi Pak mau tanya, kalau salah menggambar pohon kelapa apakah auto gagal test? Atau test yg lain juga diakumulasikan? Terimakasih Pak

Reply

Sisca

April 19, 2022

Saya tes kreaplin, wartegg, papikostik, dll. Tp saat Baum tree gambar pohon kelapa. Apakah test yg lain diperhitungkan atau langsung gagal krn salah gambar pohon kelapa?. Memang ini psikotes pertama saya dan sangat mendadak jd blm sempat belajar?. Mohon informasinya ya Pak, terimakasih?

Reply

Haryo Suryosumarto

April 20, 2022

Psikotes tidak perlu dipelajari, lebih baik belajar mengenali karakter diri sendiri.

Haryo Suryosumarto

April 20, 2022

Psikotes selalu dinilai dan diinterpretasikan hasilnya secara keseluruhan, dan bukan secara partial, untuk mengetahui apakah kita dinilai sesuai atau tidak untuk menempati satu posisi di perusahaan.

Reply

Annis

May 11, 2022

Halo pak, saya senang banget liat tulisan bapak.
2021 lalu saya pernah gagal di salah satu rekrutmen BUMN yg psikotesnya banyak banget. Dari satu psikotes, pengumuman, ke psikotes lain. yang paling nyesek adalah gagal di EPPS, di mana tesnya paling cepet dan “tidak usah berpikir”.
Saya sempat sangat down karena benar-benar merasa gagal Pak. Bahkan keluarga saya sampai bilang saya kurang berusaha.

Tapi setelah baca tulisan bapak saya jadi lega. Ya bisa jadi saya gak cocok dengan apa yg dicari perusahaan dan itu bukan berarti saya bodoh atau tidak kompeten

Reply

Ani

May 16, 2022

pqk saya psikotes tidak semua keisi karna habis waktu , apa saya gagal dalam sesi psikotes?

Reply
« Older Comments
Newer Comments »

Leave a Reply Cancel reply

About Me

Haryo Utomo SuryosumartoFounder & Managing Director of PT Headhunter Indonesia, an executive search consulting firm based in Jakarta. I am also a Certified Master Coach for Effective Leadership, Employee Engagement & Corporate Culture Transformation with various clients in several cities in Indonesia.

Connect with Me

Connect with me on FacebookConnect with me on TwitterConnect with me on LinkedInConnect with me on InstagramConnect with me on YouTubeConnect with me on Spotify

Categories

  • Articles (23)
  • Career (24)
  • Coffee Break (12)
  • Free Ebook (1)
  • Headhunter's Life (15)
  • Insights (18)
  • Job Vacancy (3)
  • LinkedIn (5)
  • Miscellaneous (22)
  • Podcast (3)
  • Random Thoughts (8)
  • Tips & Tricks (19)
  • Tutorial (3)

Recent Comments

  • Rama on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Andy Kirana on 5 Cara Mudah Supaya Headhunter Menemukan Anda
  • Ani on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Annis on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Haryo Suryosumarto on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Haryo Suryosumarto on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Sisca on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!

© 2019 by Haryo U. Suryosumarto. All rights reserved.

Download

Thank you for your download, we hope you are satisfied with our software.

Cancel Click here to download