suryosumarto.com

  • Free Ebook
  • Profile
  • Services
  • Drop Your CV
  • Contact

suryosumarto.com

  • Free Ebook
  • Profile
  • Services
  • Drop Your CV
  • Contact
Career, Insights,

Pelajaran dari Kasus Merrill Lynch dan Lehman Brothers

by Haryo SuryosumartoSeptember 16, 200816 comments
0
Shares
Share on FacebookShare on Twitter

Bangkrutnya Lehman Brothers dan akuisisi Merrill Lynch oleh Bank of America mengingatkan kita bahwa dengan kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini tidak ada satu pun pekerjaan yang bisa dianggap sebagai “secured jobs”

Saya masih ingat ketika sekitar awal tahun 2000 membaca sebuah artikel di majalah terbitan luar negeri (saya lupa entah itu BusinessWeek, Newsweek, Forbes atau Fortune) yang menceritakan betapa kerasnya usaha ribuan orang lulusan program MBA dari berbagai business school ternama di seluruh penjuru Amerika Serikat berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan di Wall Street, khususnya pekerjaan di investment bank terkemuka, seperti Merrill Lynch, Lehman Brothers, Goldman Sachs atau Morgan Stanley.

Selain soal gengsi (karena sebagian besar investment bank terkemuka tersebut hanya mempekerjakan lulusan terbaik), banyak yang mengincar untuk bekerja disana karena tergiur dengan tawaran gaji dan berbagai benefits luar biasa yang ditawarkan.

Banyak yang beranggapan bahwa bekerja di investment bank kelas kakap di Wall Street merupakan sebuah pilihan yang aman. Tapi dengan perkembangan yang terjadi beberapa hari terakhir ini, siapa yang menyangka bahwa Lehman Brothers bisa bangkrut? Siapa pula yang menyangka bahwa Merrill Lynch ternyata bisa diakuisisi oleh Bank of America?

Pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian ini hanya satu, bila anda saat ini masih bekerja sebagai employee (di perusahaan mana pun itu – apakah itu perusahaan nasional ataupun multinasional) ingatlah bahwa tidak ada satu orang pun yang bisa menjamin 100% bahwa anda akan aman berkarir seterusnya di perusahaan tersebut. Karena dengan perubahan yang sedemikian cepat dan kondisi perekonomian dunia yang makin sulit diprediksi, perusahaan paling besar sekalipun bisa saja gulung tikar minggu depan.

Bukannya bermaksud memprovokasi kalau saya katakan, jangan pernah sesekali berani memproklamirkan diri sebagai employee yang loyal kepada perusahaan, karena perusahaan tidak bisa menjamin apakah mereka juga akan bisa loyal kepada anda.

Bila performa kerja anda menurun, tidak peduli anda telah bekerja 10 tahun disitu, anda bisa saja ditendang keluar untuk kemudian digantikan dengan orang lain yang lebih muda dan bersedia menerima gaji yang lebih rendah dari anda.

Di lain pihak, perusahaan pasti juga tidak akan berani menjamin bahwa mereka akan mencetak keuntungan secara terus-menerus dan beroperasi seterusnya sampai dunia kiamat (ingat: sebelum akhirnya bangkrut, Lehman Brothers adalah perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1850).

Nah, beberapa hal yang ingin saya tekankan sekali lagi adalah:

  • Dengan kondisi seperti sekarang ini, jangan pernah bersikap loyal kepada perusahaan, tapi bersikaplah loyal kepada profesi anda.
  • Cintailah bidang pekerjaan anda, terus asah dan perdalam pengetahuan anda mengenai beberapa aspek spesifik di bidang yang betul-betul anda minati, karena saat ini dalam pengamatan saya makin banyak perusahaan yang mencari seorang spesialis dibandingkan seorang generalis.
  • Jangan lupa untuk selalu membuka mata dan telinga lebar-lebar bila memang ada sebuah kesempatan untuk meningkatkan karir diluar sana.
  • Dan mungkin ini yang paling penting, kecuali anda adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja di Indonesia, lupakan yang namanya “comfort zone” dan “job security” — those are totally bullshit!

Semoga apa yang saya tulis ini bisa membuka wawasan dan menyadarkan banyak orang yang mungkin sudah terlena dengan apa yang dinamakan “comfort zone” dalam bekerja.

Mungkin analogi yang paling pas untuk menggambarkan secara konkrit dari apa yang saya tulis ini adalah dengan membayangkan anda naik sebuah mobil. Ketika anda mengendarai sebuah mobil mahal dan canggih, anda tetap harus mengendarainya dengan kewaspadaan penuh, siap untuk mengerem atau memutar setir untuk menghindari lubang di jalan atau pengendara motor yang memotong jalan anda.

Anda tentunya tidak bisa berpikiran bahwa dengan mengendarai sebuah mobil mahal, maka anda akan selalu selamat karena dilindungi dengan berbagai peralatan pelindung canggih. Ada faktor utama yang menjadi faktor penentu keselamatan anda yaitu kewaspadaan.

Hal yang sama juga berlaku dalam anda bekerja sebagai employee, bayangkan saja anda bekerja menekuni karir seperti anda mengendarai mobil: nikmati perjalanan anda, tetap waspada dan jangan pernah sampai masuk kedalam “comfort zone” – alias mengantuk, karena ketika anda masuk kedalam “comfort zone” dan sesuatu yang tidak diinginkan kemudian terjadi, biasanya anda akan merasa lebih sakit — karena memang anda tidak siap dalam menghadapinya.

Have a nice day at work!

Quote of the Day:

“Success is going from failure to failure without loss of enthusiasm.” by Winston Churchill

CareerInsights
Previous

Mohon Maaf…

August 20, 2008
Next

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H

October 1, 2008

16 Comments

sanggita

September 16, 2008

Inspiring. Pesan di alinea terakhir mengena banget. Mumpung masih muda, memang harus memiliki kesadaran seperti ini ya? Berarti harus putar otak terus supaya tetap produktif donk, Mas Haryo?

Reply

Fajri

September 16, 2008

Sangat mencerahkan 🙂
Boleh saya forward ke teman2 di kantor dan milist?

Reply

Haryo

September 16, 2008

@ Mbak Sanggita: Asal jangan terlalu ekstrim ya… 😀

@ Mas Fajri: Silakan… 😀

Reply

dedi

September 16, 2008

iya mas Haryo, wise man said: Nothing last forever, muda-tua, sehat-sakit, dunia selalu berubah dan itu yang bikin hidup lebih hidup dan dinamis selalu…

Reply

Ema

September 17, 2008

Yup, agreed. “radar” should always in mode on rite ? 🙂 Try to get the best as we can get 🙂

Reply

BEI [masih] TuTuP « PoJoK YoGyA (lagi)

October 9, 2008

[…] begitu krisis moneter terus bergulir bak bola salju. Beberapa BANK di Amerika diprediksi akan gulung tikar,meskipun sudah ada tindakan pertolongan dari pemerintah. Bank-bank CENTRAL di berbagai negara […]

Reply

BEI [masih] TuTuP — Bekasi (Asia Blogging Network)

October 9, 2008

[…] begitu krisis moneter terus bergulir bak bola salju. Beberapa BANK di Amerika diprediksi akan gulung tikar,meskipun sudah ada tindakan pertolongan dari pemerintah. Bank-bank CENTRAL di berbagai negara […]

Reply

bener banget

October 12, 2008

bener banget apa yg ditulis.. i lost my job 5 month ago.. bisa jadi comfort zone..no more challenges… bisa jadi juga i’m getting too expensive.. 😛 dengan situasi di ambang krismon gini saya ketar ketir akan terjadi slowdown di economy.. less jobs, no recruitment etc… please help me out pak.. im not swtchign to become entrpeneur (yet)

Reply

Haryo

November 19, 2008

Tulisan saya di-copy paste… dan diakui sebagai tulisan orang lain!!!

Reply

Tulisan Saya Di-copy Paste Tanpa Ijin | suryosumarto.com

November 19, 2008

[…] Nah, berawal dari keisengan sekaligus rasa ingin tahu, saya segera mengecek satu artikel yang pernah saya tulis dan di-posting di blog ini tanggal 16 September 2008. […]

Reply

Pelajaran dari ambruknya Lehman Brothers dan kolapsnya Merryl Lynch | Ariel'z Corner

November 21, 2008

[…] dikopi paste tanpa ijin dari suryosumarto.com […]

Reply

jafis

November 21, 2008

saya sangat resfect dengan tulisan anda mas…

dan semoga yang men copas menghargai anda…dengan memberikan konfirmasi ulang…

Reply

Apa yang Harus Dilakukan di Masa Krisis Ekonomi? | suryosumarto.com

February 25, 2009

[…] pernah saya sebutkan dalam tulisan saya sebelumnya (yang ternyata telah beredar secara luas di berbagai milis dan blog), jangan pernah sesekali merasa […]

Reply

Menyikapi Si Kutu Loncat dengan Lebih Bijaksana | suryosumarto.com

May 14, 2009

[…] yang semakin wajar dalam dunia ketenagakerjaan. Karena seperti yang pernah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya, dengan kondisi perekonomian yang masih tidak menentu seperti sekarang, jalan terbaik yang harus […]

Reply

Pelajaran dari Kasus Merrill Lynch dan Lehman Brothers « Sekedar Catatan

August 25, 2009

[…] August 25, 2009 Oleh : Suryosumarto […]

Reply

aryaduta

April 21, 2017

Benar sekali kita harus selalu berinovasi agar tidak tertindih jaman. Saya masih belum bisa menentukan apakah akan menjadi generalis atau spesialis karena profesi saya skrg jauh berbeda dengan jurusan kuliah dulu.

Reply

Leave a Reply Cancel reply

About Me

Haryo Utomo SuryosumartoFounder & Managing Director of PT Headhunter Indonesia, an executive search consulting firm based in Jakarta. I am also a Certified Master Coach for Effective Leadership, Employee Engagement & Corporate Culture Transformation with various clients in several cities in Indonesia.

Connect with Me

Connect with me on FacebookConnect with me on TwitterConnect with me on LinkedInConnect with me on InstagramConnect with me on YouTubeConnect with me on Spotify

Categories

  • Articles (23)
  • Career (24)
  • Coffee Break (12)
  • Free Ebook (1)
  • Headhunter's Life (15)
  • Insights (18)
  • Job Vacancy (3)
  • LinkedIn (5)
  • Miscellaneous (22)
  • Podcast (3)
  • Random Thoughts (8)
  • Tips & Tricks (19)
  • Tutorial (3)

Recent Comments

  • Rama on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Andy Kirana on 5 Cara Mudah Supaya Headhunter Menemukan Anda
  • Ani on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Annis on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Haryo Suryosumarto on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Haryo Suryosumarto on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!
  • Sisca on Selamat, Anda Gagal Dalam Psikotes!

© 2019 by Haryo U. Suryosumarto. All rights reserved.

Download

Thank you for your download, we hope you are satisfied with our software.

Cancel Click here to download