
Belum lama ini viral sebuah unggahan dari seorang fresh graduate lulusan satu perguruan tinggi negeri yang mempertanyakan kenapa dirinya tidak direkrut oleh satu BUMN, yang justru lebih memilih untuk merekrut lulusan STM tapi dengan pengalaman kerja cukup panjang dan pernah pula bekerja di luar negeri.
Selain itu juga banyak keluhan dari rekan-rekan profesional yang mempertanyakan atas dasar apa seorang fresh graduates ketika diwawancara berani meminta gaji jauh di atas UMP, padahal pengalaman kerjanya masih minim, bahkan belum punya bayangan sama sekali mengenai apa yang akan dikerjakan nantinya.
Nah, saya sebetulnya beberapa tahun terakhir ini sudah jarang sekali menulis artikel yang ditujukan untuk fresh graduates, tapi karena perusahaan saya termasuk yang punya preferensi merekrut fresh graduates untuk dididik dan dibina dari nol; dari yang tidak tahu apa-apa sama-sekali, sampai kemudian menjadi jauh lebih kompeten dan profesional, rasanya saya perlu sedikit memberikan sumbang saran dalam bentuk panduan bagi siapapun fresh graduates yang ada di luar sana sebelum mereka mulai memasuki dunia kerja.
Sebagai fresh graduates, kalian akan memulai perjalanan baru untuk memulai karier dengan terjun di dunia profesional.
Ini adalah momen yang menyenangkan di satu sisi, tetapi juga bisa penuh dengan ketidakpastian dan kesalahpahaman, terutama dalam hal memahami lika-liku dunia kerja di awal karier.
Berikut beberapa hal yang semoga bisa menjadi panduan agar kalian bisa lebih realistis, tanpa mengesampingkan segala potensi yang kalian miliki:
1. Memahami Diri Sendiri
Langkah pertama untuk memahami diri sendiri adalah menyadari bahwa kalian ini secara obyektif relatif belum memiliki banyak pengalaman di dunia kerja meskipun sudah memiliki pengalaman magang sebelumnya, karena bagaimanapun juga pengalaman magang memang tidak bisa disamakan dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya.
Nilai potensi kalian sebenarnya terletak pada kemampuan untuk menerapkan apa yang telah kalian pelajari di bangku kuliah atau ketika magang, dan secara terus-menerus mengembangkan keterampilan serta pengetahuan di satu bidang yang kalian minati untuk ditekuni di dunia kerja.
“Bagaimana kalau saya belum tahu apa yang diminati?”
Kalian bisa cari berbagai assessment gratis atau berbayar yang banyak tersedia di internet untuk mengetahui bidang apa sebetulnya yang menjadi minat kalian untuk ditekuni sebagai profesi yang akan menjadi pijakan awal bagi karier kalian kedepannya.
Ini kemudian membawa kita pada konsep continuous learning.
2. The Power of Continuous Learning
Brian Tracy, seorang motivator terkenal, menekankan pentingnya belajar terus menerus dalam meningkatkan potensi penghasilan seseorang.
Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran seumur hidup, sebuah teori yang diakui secara luas dalam pengembangan pendidikan dan profesional. Pembelajaran seumur hidup adalah upaya dalam mempelajari berbagai pengetahuan yang bersifat berkelanjutan, dilakukan secara sukarela, dan mampu memotivasi diri untuk menjadi salah satu yang terbaik di bidang yang diminati, baik itu untuk alasan pribadi atau profesional.
Sebagai fresh graduates, kalian mungkin merasa telah menyelesaikan perjalanan belajar secara formal. Namun, kenyataannya proses yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Dunia kerja bersifat dinamis, dan keterampilan yang dibutuhkan saat ini mungkin menjadi kurang atau malah tidak relevan lagi di masa mendatang.
Itu sebabnya, sangat penting untuk tetap memperbarui dan terus meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan juga wawasan kalian, agar dapat dinilai sebagai salah satu yang terbaik di bidangnya.
3. Tetapkan Tujuan dan Fokus pada Hasil
Aspek kunci lain untuk memaksimalkan potensi kalian adalah fokus pada hasil.
Hal ini sejalan dengan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh Edwin Locke, yang menyatakan bahwa menetapkan tujuan yang spesifik dan menantang akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Penting untuk menetapkan tujuan karier yang jelas dan bekerja ke arah itu secara konsisten. Itu sebabnya kenapa menetapkan bidang yang kalian minati untuk ditekuni kedepannya sebagai sebuah langkah awal itu menjadi kunci utamanya.
Namun, perlu untuk dicatat bahwa fokus pada hasil tidak berarti lalu meminta gaji tinggi di awal tanpa memiliki dasar ataupun alasan yang kuat.
Sebaliknya, yang dimaksud adalah fokus pada memberikan hasil yang memberikan nilai tambah bagi organisasi atau perusahaan yang kalian lamar, dan kemudian juga melakukan refleksi diri secara jujur, apakah kalian mampu memenuhi ekspektasi perusahaan dengan pengalaman kerja kalian yang relatif masih minim?
4. Sadar Diri dan Realistis
Akhirnya, menjadi langkah krusial untuk memiliki kesadaran diri dan harapan yang realistis.
Sebagai fresh graduates, wajar saja jika kalian menginginkan gaji yang tinggi sejak mulai terjun ke dunia kerja, apalagi kalau kalian lulus dari perguruan tinggi ternama dengan IPK jauh di atas rata-rata.
Memang betul bahwa ada industri tertentu yang mampu memberikan gaji serta tunjangan untuk fresh graduates yang kalau ditotal jumlahnya hampir dua kali UMP, atau malah lebih, akan tetapi cobalah untuk memahami bahwa gaji tinggi pastinya akan disertai dengan tingkat kompetisi yang tinggi (baca: jumlah pelamar yang seabrek dengan rata-rata kualifikasi yang sangat mumpuni) ditambah ekspektasi dan tanggung jawab yang tidak kalah tinggi.
Kalian pernah mendengar tentang Dunning-Kruger Effect sebelumnya?
Itu adalah sebuah fenomena bias kognitif dalam psikologi, individu dengan kemampuan rendah akan tetapi cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka.
Sebagai fresh graduates, kalian mungkin akan cenderung melebih-lebihkan kemampuan kalian, merasa kalian siap dan mampu melakukan segalanya, sehingga merasa tidak ada yang salah untuk meminta gaji tinggi di awal.
Namun penting untuk menilai keterampilan kalian secara realistis dan memahami bahwa potensi penghasilan kalian hanya akan dapat meningkat pesat saat kalian mulai memperoleh lebih banyak pengalaman dan terus berupaya meningkatkan keterampilan, pengetahuan, serta wawasan.
… dan itu semua memerlukan proses.
… proses memerlukan waktu.
Jadi kesimpulannya, ketika ingin memaksimalkan potensi penghasilan kalian sebagai fresh graduates itu sebetulnya sah-sah saja, tapi tidak bisa juga kemudian asal ‘njeplak’ dengan menyebutkan angka gaji yang kalian harapkan tanpa terlebih dulu berupaya melakukan pemahaman diri sendiri, kemauan untuk melakukan continuous learning, kesiapan untuk fokus pada hasil, memiliki kesadaran diri secara penuh, serta harapan yang realistis.
Ingat, gelar akademik apapun yang didapatkan dari bangku perguruan tinggi hanyalah titik awal dari perjalanan karier yang mesti kalian lalui, dan nilai sesungguhnya yang kalian miliki justru terletak pada potensi dan kemampuan kalian untuk menerapkan apa yang telah dipelajari dan terus meningkatkan keterampilan yang dimiliki.
Di atas langit masih ada langit, dan sadarilah kalau langit kalian saat ini masih belum setinggi yang kalian bayangkan. Masih banyak juga kawan-kawan seumur kalian yang mungkin saja pada kenyataannya jauh lebih kompeten, sehingga membuat mereka lebih dilirik untuk direkrut oleh berbagai perusahaan.
Mulailah perjalanan awal karier ini dengan pikiran terbuka, kerendahan hati, kemauan untuk bertanya dan belajar dari siapapun tanpa memandang usia, serta fokus untuk berkontribusi dalam memberikan hasil terbaik pada setiap tugas yang kalian tangani dalam dunia kerja.
Sekali lagi segala sesuatu memerlukan proses, dan proses memerlukan waktu.
Selama berproses, selalu fokus pada pemikiran bagaimana kalian bisa menebar kebermanfaatan untuk orang lain dengan ilmu dan kemampuan yang dimiliki.
Jalani awal karier kalian dengan penuh kesabaran dan kegembiraan — tanpa perlu membanding-bandingkan dengan pencapaian kawan-kawan lainnya — karena setiap orang sudah ada jatah rezekinya masing-masing.