Di luar dugaan, saya menerima banyak sekali respon melalui email untuk menanggapi artikel yang saya tulis sebelumnya. Rata-rata email tersebut melampirkan CV dan meminta bantuan saya untuk melakukan review.
Karena kebetulan hari ini tidak memiliki banyak waktu untuk menulis, saya mencoba membuat rekaman untuk mem-follow up tulisan saya sebelumnya tersebut. Hasilnya adalah podcast yang bisa didengarkan dibawah ini.
Mohon maaf karena saya merekamnya secara langsung dan tidak menggunakan teks sama sekali, jadi harap dimaklumi kalau hasilnya juga masih terkesan amatiran. Diupayakan podcast berikutnya akan lebih baik.
Dirk Wangke
November 25, 2009Mas, apa boleh diberikan contoh beberapa CV yang dianggap bisa mejual kepada kami?
Mungkin ini bisa membantu kami untuk membuat dan me-review CV kami.
Thanks
Ahmad Zaki
November 25, 2009Yth Bpk Haryo,
Saya sudah mencoba mendengarkan podcast bpk yang sering terputus-putus (entah apa penyebabnya, mungkin access speedy saya yang kurang baik ya)…
Saya kira sangat membantu jika bapak bisa memberikan contoh CV yang menurut bapak “baik dan punya nilai jual” sehingga kami setidaknya bisa mencontoh bagaimana suatu CV yang baik seharusnya dibuat.
Setidaknya Bapak kan seorang pakar recruitment yang berpengalaman, jadi bapak pasti bisa memberikan sebuah contoh CV yang baik dan menarik, sehingga recruiter ataupun reviewer tertarik untuk memanggil kandidat untuk sebuah interview.
Terimaksih atas bantuan bpak.
Haryo
November 26, 2009Pak Dirk dan Pak Zaki,
Kalau menurut saya yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana memberikan contoh CV yang baik dan menjual, tapi lebih kepada bagaimana memberikan pemahaman untuk bisa membuat CV yang baik dan menjual.
Maksud saya begini, jangan berpikir bahwa CV yang baik dan menjual itu punya satu format yang sama. Seperti yang sudah sering saya terangkan sebelumnya, CV yang baik dan menjual itu sifatnya “customized” — disesuaikan dengan job requirements dari setiap lowongan pekerjaan.
Saya sendiri memiliki kesulitan untuk menerangkan secara detail melalui tulisan, karena jadinya akan panjang sekali dan justru menyulitkan untuk dipahami.
Nah, salah satu cara yang akan coba saya jajaki adalah melalui workshop tersebut. Perlu diingat kalau saya akhirnya sampai menyelenggarakan workshop tersebut, itu adalah proyek “pro bono” — saya sama sekali tidak mengambil keuntungan dari situ, atau kalaupun ada keuntungannya itu jumlahnya sangat sangat tidak sebanding dibandingkan dengan fee yang saya terima sebagai konsultan rekrutmen.
Diharapkan melalui workshop, semua pertanyaan bisa terjawab langsung dalam suasana interaktif sehingga saya juga bisa lebih mudah memberikan penjelasan yang gamblang.
Ajeng
November 27, 2009Suaranya jernih, saya pakai firstmedia,
sepertinya dengan mendengarkan jauh lebih interaktif dan saya bisa sambil mendengarkan sekaligus blogsurfing.
Top, mudah2an bisa berlanjut.