Hanya beberapa jam setelah mem-posting tulisan saya minggu lalu, saya dihubungi oleh Mas HP yang ingin berkonsultasi mengenai karirnya. Beliau menyambut undangan saya untuk berkonsultasi one-on-one secara gratis.
Disepakati bahwa kami akan bertemu di Cibubur Junction pada hari Jumat siang, tanggal 12 Juni 2009 yang lalu. Dari pembicaraan sekitar tiga jam tersebut ada beberapa hal yang mungkin cukup menarik untuk di-share dengan para pembaca blog saya lainnya sebagai berikut:
Latar Belakang
Mas HP merupakan lulusan fakultas teknik universitas negeri terkemuka yang telah memiliki kurang lebih tiga tahun pengalaman kerja. Sekitar empat bulan terakhir, Mas HP sedang berjuang untuk memperoleh pekerjaan kembali setelah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya untuk menyelesaikan studinya yang sempat terbengkalai.
Masalah
Dengan latar belakang pendidikan yang baik dan pengalaman kerja yang cukup meyakinkan (meskipun itu relatif singkat) di satu perusahaan besar, Mas HP sering merasa kebingungan mengapa dari sekian banyak lamaran yang dikirimkannya, hanya sedikit sekali undangan wawancara yang datang kepadanya, sehingga otomatis tawaran kerja pun menjadi nyaris tidak ada.
Analisis
Dari analisis singkat yang saya lakukan, diketahui bahwa rasio antara undangan wawancara dan lamaran yang telah dikirimkan oleh Mas HP boleh dibilang angkanya sangat sangat menyedihkan, kalau dirata-rata hanya berkisar satu undangan wawancara dari kurang lebih 16 lamaran yang dikirimkan.
Tantangannya sekarang adalah bagaimana caranya saya bisa membantu Mas HP untuk bisa meningkatkan rasio ini menjadi paling tidak 20% atau minimal satu undangan wawancara dari sekitar 5 lamaran yang dikirimkan.
Solusi
Saya meminta Mas HP untuk menunjukkan beberapa lowongan kerja yang pernah dilamar oleh Mas HP, baik itu melalui JobsDB atau Jobstreet.
Setelah melakukan review singkat pada CV yang dibuat oleh Mas HP, saya menyimpulkan bahwa CV standar yang dipakai sebetulnya sudah cukup baik, meskipun ada beberapa hal yang bisa dipoles lagi untuk semakin meyakinkan calon employer mengenai kompetensi yang dimilikinya.
Satu hal yang sangat umum saya temui dan ini tentunya sangat berpengaruh pada angka rasio yang saya sebutkan diawal tadi, ternyata Mas HP beberapa kali mengirimkan lamaran untuk lowongan kerja yang kurang sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya. Kalau anda baca lagi tulisan saya sebelumnya mengenai Pentingnya Memperhatikan Job Requirements, tentunya hal tersebut bukanlah cara paling efektif untuk memperoleh pekerjaan.
Namun satu hal yang saya salut pada Mas HP, dirinya telah mempunyai bayangan di jenis-jenis pekerjaan apa saja dirinya merasa bahwa pengalaman kerja dan kompetensi yang dimiliki bisa membuatnya menjadi kandidat kuat yang layak dipertimbangkan.
Selanjutnya saya bersama dengan Mas HP melakukan job search melalui JobsDB untuk mencari lowongan kerja yang mensyaratkan kualifikasi mendekati atau syukur-syukur persis sama seperti yang dimilikinya. Setelah menemukan beberapa lowongan kerja yang kiranya sesuai, saya menunjukkan kepada Mas HP, bagaimana melakukan modifikasi pada CV yang selama ini dipergunakannya untuk melamar pekerjaan.
Dengan CV yang bersifat customized seperti ini, tidak hanya Mas HP akan lebih menonjolkan kompetensi dan kualifikasi dirinya sebagaimana yang dipersyaratkan, tapi tentunya juga akan memperbesar peluang untuk mendapatkan undangan wawancara dari setiap calon employer yang menerima CV-nya.
Setelah CV selesai dipoles, saya kemudian mengajarkan kepada Mas HP bagaimana caranya mengirimkan lamaran kerja melalui email yang singkat namun efektif. Cara ini sudah pernah saya bahas sebelumnya, tapi sepertinya masih banyak orang yang ragu akan efektifitasnya, terbukti dari masih banyaknya para profesional yang mengirimkan CV-nya kepada saya dengan email yang panjang lebar atau malah tidak menuliskan apapun didalamnya, hehehehe…
Percayalah, email anda hanya akan dibaca kurang dari lima detik. Kalau dalam lima detik orang yang membacanya (dalam hal ini calon employer) tidak bisa menemukan inti dari maksud anda mengirimkan email, jangan salahkan kalau kemudian email anda akan dihapus begitu saja.
Setiap langkah-langkah yang dilakukan diatas nampaknya sangat sederhana, tapi sebetulnya langkah-langkah sederhana inilah yang bisa turut menentukan keberhasilan siapapun yang saat ini sedang dalam proses mencari pekerjaan, karena inti dari langkah-langkah tersebut adalah berusaha membuat diri kita dipandang sebagai kandidat yang layak dipertimbangkan oleh calon employer sehingga cukup pantas untuk diundang untuk menghadiri sesi wawancara.
Ingat, seperti yang pernah saya tulis pada artikel terdahulu, strategi dalam mengirimkan lamaran kerja itu sebetulnya hanya untuk mencapai satu tujuan: memperoleh undangan wawancara. Titik!
Kesimpulan
Berjuang dalam hal mencari pekerjaan itu sejatinya merupakan sebuah proses yang menggabungkan antara pemahaman kompetensi diri dan kemampuan untuk melakukan analisis lowongan kerja demi mendapatkan pekerjaan yang kita impikan.
Dalam kasus Mas HP, dirinya sudah tahu persis bidang pekerjaan apa saja yang sesuai dengan minatnya. Didukung dengan pengalaman kerja, latar belakang pendidikan dan positive attitude-nya, saya yakin it’s just a matter of time sebelum akhirnya ia memperoleh pekerjaan kembali. Tugas saya selama sesi konsultasi tersebut lebih bersifat mengarahkan, hal-hal apa saja yang mesti dilakukan dan tidak dilakukan dalam melamar pekerjaan, jadi peran saya disini boleh dibilang sama sekali tidak krusial.
Tapi bagaimanapun juga, saya cukup optimis dalam memperkirakan bahwa sebelum bulan Agustus 2009, Mas HP bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
Semoga… karena memang itu tujuan utama saya menawarkan konsultasi ini secara gratis, untuk membantu para profesional berpengalaman yang memiliki kualifikasi bagus namun belum mendapatkan kesempatan kerja yang layak.
Boleh dibilang ini merupakan bentuk CSR dari saya, tapi CSR disini bukan merupakan Corporate Social Responsibility, tapi CSR disini merupakan singkatan dari Consultant Social Responsibility.
Hitung-hitung berbagi pengetahuan yang saya miliki sekaligus menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang baru saya kenal.
Kalau sekiranya ada yang ingin melakukan konsultasi seperti halnya Mas HP, jangan ragu untuk menghubungi saya. I always consider myself professionally as a very approachable person.
Update: per tanggal 9 Agustus 2009 saya terpaksa menghentikan layanan ini.
erwin
June 17, 2009nice story mas haryo…well kalo itu dari sisi unsuccesfull getting job, gimana kalo ada session untuk yang unsuccesful career…atau istilahnya karir mentok (bagi mereka yang sudah bekerja, namun masih susah meraih pekerjaan di Perusahaan impian), dan bingung bagaimana caranya
Bagus
June 20, 2009Kalau Karir udah mentok di satu company, kemudian nggak PeDe untuk explore ke tempat lain, kira2x Solusi Sederhananya seperti apa ya Mas Haryo ?
Ringgo
July 4, 2009Bagaimana kalau kita mau fight di karir divisi lain yang beda backround tapi intrest kita besar? punya tips ngga Mas..
kris
July 6, 2009wa jadi penasaran ma nasib mas HP. Tlg kabar-kabarin ya. go mas HP go!!!
Sari
January 5, 2010saya juga lg get borred dg situasi kerja saat ini, sy ingin imigran e other company bs bantu mas…?
sy prefer di Consumer relation field…ada idea mas or value info u/saya?
tq for helping me