Pada masa awal ketika saya mulai merintis PT Headhunter Indonesia, hampir semua orang mengatakan saya gila karena saya membebaskan dua karyawan yang saat itu saya rekrut untuk bebas bekerja dari mana saja dan kapan saja, selama laptop yang mereka pergunakan terhubung dengan koneksi internet.
Kini setelah hampir tiga tahun berlalu dan jumlah total karyawan sudah mencapai belasan orang, metode yang sama masih saya pertahankan sampai sekarang. Hasilnya? Masih banyak orang yang mengatakan saya gila, entah karena mereka yang tidak memahami pola pikir saya atau karena memang saya yang pada dasarnya gila betulan.
Sebetulnya pola pikir saya sederhana, Jakarta sudah terlalu padat untuk menjadi tempat bekerja yang nyaman bagi kebanyakan orang. Kini pada hari-hari kerja dari Senin sampai Jumat hampir tiap waktu jalanan di ibukota ini selalu macet secara merata, sehingga menyulitkan mobilitas dari satu lokasi ke lokasi yang lain, termasuk dari rumah menuju tempat kerja dan sebaliknya.
Nah, daripada para pegawai saya menghabiskan waktu di jalan, kenapa tidak meminta mereka untuk menyesuaikan saja pola kerja mereka di kantor dengan pola hidup yang menurut mereka lebih nyaman? Jadi saya persilakan mereka untuk hanya datang ke kantor 3 hari dalam seminggu, saya tidak pernah pula menentukan kapan mereka harus datang ke kantor dan kapan mereka boleh pulang, lalu saya juga tidak terlalu memperhatikan berapa lama mereka makan siang dan berapa lama mereka pergi ke toilet. Intinya adalah hampir tidak ada aturan baku di perusahaan saya mengenai kehadiran pegawai.
There are no sick days, vacation days or office hours at PT Headhunter Indonesia. Simply take time off when you’re sick, set your own schedule and take vacation as you need it… as long as you are getting your work done in a timely manner and delivering the expected results.
Kuncinya adalah kalimat terakhir dari kutipan diatas… as long as you are getting your work done in a timely manner and delivering the expected results.
Saya masih menemui banyak praktisi HR di Indonesia (dan juga para boss ekspatriat) yang berpendapat bahwa hampir sebagian besar pegawai Indonesia kurang memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya, sehingga akan sangat sulit mengharapkan mereka bisa mencapai expected results tanpa supervisi secara langsung, apalagi memberikan kebebasan yang sedemikian besar untuk menentukan sendiri jadwal kerja mereka.
Terus terang jauh sebelum saya membaca artikel BestBuy dengan penerapan ROWE (Result Only Work Environment) di Amerika sana, saya adalah satu dari (sangat) sedikit orang yang masih percaya bahwa konsep seperti ini seharusnya bisa diterapkan, terutama di kota yang lalu-lintasnya carut-marut semacam Jakarta.
Kuncinya sederhana, berikan kebebasan sepenuhnya kepada para pegawai untuk mengatur kehidupan pribadi dan kehidupan profesional mereka, tetapkan target atau expected results seperti apa yang harus mereka capai, dan biarkan mereka mengeksplorasi rasa tanggung jawab mereka. Setiap triwulan, pencapaian mereka akan dievaluasi dan dari situ biasanya akan banyak ditemukan masalah-masalah yang perlu diperbaiki.
Sejauh ini metode atau konsep ini sudah berjalan dengan baik di perusahaan saya, tentunya dengan kekurangan yang masih harus dibenahi disana-sini. Namun saya sepakat sepenuhnya bahwa konsep ini tidak akan bisa berjalan bila mentalitas dan rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para pegawai masih rendah. Tanpa adanya kesadaran yang tinggi dari tiap individu, penerapan konsep ini hanya akan menjadi bumerang yang memperburuk performa perusahaan secara keseluruhan.
Bisnis-bisnis di sektor jasa atau perdagangan sebetulnya bisa mengimplementasikan konsep ini, tentunya dengan penyesuaian tertentu berdasar situasi dan kondisi masing-masing perusahaan. Pada akhirnya memang sukses tidaknya penerapan ROWE bukan hanya akan bergantung pada pembuat kebijakan (pihak manajemen) semata, tapi juga pada pelaksana kebijakan (para pegawai).
Kalau boleh membuat plesetan kutipan dari film Spiderman yang sangat populer itu, “With great power comes great responsibility,” maka dalam penerapan ROWE ini yang lebih tepat adalah, “With great flexibility comes great responsibility.”