Headhunter's Life, Miscellaneous,

Mohon Maaf…

Mohon maaf untuk semua yang membaca blog ini, karena setelah hampir dua minggu ternyata saya belum sempat melanjutkan tutorial ke bagian 2.

Long weekend 17-an kemarin saya pergi ke Semarang bersama anak istri saya, mengunjungi ibu mertua dan nyekar ke makam almarhum ayah mertua di Demak, jadi saya sama sekali tidak menyentuh laptop yang memang sengaja saya tinggal di Jakarta.

Repotnya lagi, saya saat ini juga (alhamdulillah) sedang disibukkan dengan enam klien yang secara total memberikan saya 24 executive search assignments, jadi sehari-hari di kantor saya sedang sibuk “berakrobat” karena berusaha untuk membagi waktu secara optimal untuk semua klien dan semua job requirements yang sedang saya tangani.

Yang jadi korban tentu saja blog ini, karena sesuai dengan urutan profesi saya (father, headhunter, blogger), tentunya blog adalah prioritas terakhir setelah keluarga dan urusan kantor.

Mohon maklum, dan semoga tutorial bagian 2 bisa segera di-published ASAP.

Tutorial,

Tutorial Membuat CV yang "Menjual" (Bag. I): Menanamkan Pola Pikir Baru

Kalau anda suatu ketika melihat sebuah iklan lowongan kerja yang anda minati dan anda harus membuat sebuah CV yang bisa menunjukkan seluruh kemampuan terbaik yang anda miliki serta meyakinkan pihak recruiter (baik itu headhunter ataupun staf HRD) bahwa anda adalah kandidat yang memang layak untuk dipertimbangkan, kira-kira apa yang ada dalam pikiran anda?

Seringkali yang terjadi ketika kita berniat untuk membuat CV, yang ada dalam pikiran kita adalah memaparkan segala sesuatu yang dirasa penting bagi kita tanpa memperhatikan apakah sesuatu yang kita rasa penting itu memiliki relevansi dengan pekerjaan yang kita lamar atau tidak.

Headhunter's Life, Random Thoughts,

Kemudahan-kemudahan dalam Hidup Seorang Headhunter

Saya tidak tahu ini ada hubungannya atau tidak, tapi sejak saya mulai menulis blog ini rasanya saya makin sibuk di kantor. Kalau awalnya saya sempat kesulitan mendapatkan klien, sekarang justru klien yang mendatangi saya.

Saya masih meyakini kalau ini terjadi bukan akibat secara langsung dari blog, tapi lebih ke arah kemudahan yang diberikan Allah SWT. Bayangkan saja, saya dulu pernah menawarkan jasa executive search ke satu perusahaan dan ditolak mentah-mentah karena biaya yang dipatok dirasa terlalu mahal dibandingkan jasa sejenis lainnya.

Karena saya termasuk orang yang sangat easy going, saya waktu itu tidak terlalu ambil pusing. Nah, tanpa diduga dan tanpa disangka, tiba-tiba dua minggu yang lalu HR Manager perusahaan tersebut menghubungi saya dan minta bantuan melakukan executive search untuk C-level position.

Tutorial,

Coming Soon: Tutorial Membuat CV yang "Menjual"

Dari pengalaman membaca puluhan CV setiap harinya, saya sedikit banyak jadi memahami format penyusunan CV seperti apa yang efektif dalam “menjual” kemampuan pemiliknya dan CV seperti apa yang akhirnya akan saya hapus.

Sebetulnya kalau mau bicara terus terang, tidak ada yang namanya cara menyusun CV yang benar, sedari awal saya selalu menyebutnya dengan cara menyusun CV yang “menjual”, sehingga dengan membacanya dalam waktu kurang dari 10 detik, pihak recruiter (apakah itu headhunter ataupun orang HRD) bisa segera memutuskan untuk men-shortlist anda.

Bicara soal cara membuat CV yang “menjual” ini, sampai sekarang sudah banyak sekali saya menerima email yang meminta saya untuk membahasnya dengan lebih detail lagi, karena ternyata banyak yang penasaran sebetulnya CV yang “menjual” itu contohnya seperti bagaimana.