Monthly Archives

September 2009

Random Thoughts,

Telecommuting: Sebuah Solusi Alternatif yang Tak Terpikirkan Dengan Serius

Tarif tol akan naik mulai akhir bulan September 2009. Berita ini tentunya menjadi berita buruk bagi banyak pengguna jalan tol, khususnya yang sehari-hari mengendarai kendaraan pribadi dan selalu melewati ruas jalan tol yang termasuk dalam rencana kenaikan tarif tol tersebut.

Rasanya makin lengkap sudah derita orang yang bekerja di Jakarta, khususnya yang bekerja di pusat kota. Menghadapi kemacetan di pagi hari seakan menjadi menu sarapan, dan menghadapi kemacetan di sore dan malam hari seakan menjadi menu makan malam yang harus dianggap sebagai sebuah kewajaran, dan masih ditambah pula dengan biaya tinggi yang harus ditanggung untuk ongkos transportasi pulang pergi dari rumah sampai ke tempat kerja.

Articles, Career,

Ketika Keinginan Menjadi Employee Muncul Kembali

Bayangkan situasi seperti ini: anda merasa jenuh setelah bekerja bertahun-tahun sebagai employee. Berangkat pagi pulang malam penghasilan pun pas-pasan (setidaknya menurut pendapat anda secara subyektif). Setiap hari harus sabar menghadapi bos maupun rekan kerja yang kadang tidak jelas apa maunya. Ditambah dengan permainan office politics yang menyebabkan semua orang sepertinya mesti saling sikut untuk memenuhi agendanya masing-masing. Anda ingin pindah kerja ke perusahaan lain, tapi kuatir pada akhirnya akan menemukan hal yang sama.

Setelah menimbang-nimbang dan berdiskusi dengan keluarga, akhirnya anda mantap untuk memutuskan bahwa anda akan mengundurkan diri dari perusahaan tempat kerja anda sekarang dan melepaskan predikat employee. Anda telah memutuskan bahwa anda tidak akan mau lagi menjadi employee di masa yang akan datang dan kini berniat untuk menjadi pengusaha dan menjalani jalur self-employment.

Articles,

Mendirikan Usaha di Indonesia itu Mudah?

Sebagai orang yang pernah memiliki perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas sebelumnya, saya adalah orang yang sangat tidak sependapat dengan judul yang saya buat sendiri diatas. Mendirikan usaha (khususnya Perseroan Terbatas) di Indonesia itu secara obyektif dapat digambarkan sebagai sebuah proses menempuh berbagai birokrasi yang sangat tidak efisien, mengesalkan, memakan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit.

Lebih membuat hati makin panas ketika menemui fakta bahwa para calon pengusaha di mata sebagian oknum pegawai pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengurus pendirian usaha, ternyata dipandang tidak lebih sebagai sasaran empuk untuk mengisi kocek pribadi melalui berbagai pungutan tak resmi dengan dalih uang lelah, uang administrasi, uang rokok dan sejuta istilah ‘halus’ lainnya yang mereka ciptakan sendiri (untuk satu hal ini mereka bisa jadi sangat kreatif dan imajinatif).